Ringkasan Materi Sosialisasi

        Sumber foto: Pelajaran.co.id 

                                                          RINGKASAN MATERI SOSIALISASI KELAS X10 

         oleh Gordianus Jenaru 

1. Pengertian sosialisasi 

 Sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup serta norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya. Ada beberapa pengertian sosialisasi menurut beberapa ahli: 
 • Charlote Buhler Sosialisasi adalah proses yang membantu individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dalam kelompoknya. 
• Peter L. Berger Sosialisasi suatu proses ketika seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
 • Bruce J. Cohen Sosialisaisi adalah proses-proses manusia mempelajarai tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memeroleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok.
 Sosialisasi merupakan proses penghayatan nilai dan norma sosial ke dalam individu dalam rangka penyesuaian diri sebagai anggota kelompok atau masayarakat. Proses penghayatan menunjukkan adanya internalisasi nilai dan norma dari luar masuk ke dalam diri. Nilai dan norma inilah yang pada akhirnya memengaruhi pembentukan kepribadian. Di sini, pengertian sosialisasi dan prosesnya melekat erat dengan pembentukan kepribadian.

 2. Tujuan Sosialisasi 

 Tujuan sosialisasi adalah sebagai berikut:
 • Memberi ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah masyarakattempat dia menjadi salah satu anggotanya.
 • Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan bercerita.
 • Membiasakan individu dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat. 
• Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajarai melalui latihan-latihan yang mawas diri. 

 3. Jenis-Jenis Sosialisasi 

a. Sosialisasi Primer 
 Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan Sosialisasi primer adalah sosialisasi yang pertama dijalani oleh individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mlai mampu membedakan dirinya dengan orang laindisekitarnya. Peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting, sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya. 
 b. Sosialisasi Sekunder 
 Sosialisasi sekunder adalah suatu proses lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuknya dapat berupa resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seorang diberi suatu identitas baru. Sedangkan desosialisasi seorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama. Menurut Gofman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total yaitu tempat tingal dan tempat kerja. Dimana mereka sudah mulai terpisah dari masyarakat luas dari jangka waktu tertentu. 
 
4. Tahapan-Tahapan Sosialisasi 

George Herbeat Mead berpendapat bahwa sosialisais yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut: 
a. Tahap Persiapan (Preparatory Stage) Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contohnya: Kata makan yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan mam. Makna kata tersebut juga belum dipahami secara tepat oleh anak. Namun akan dipahaminya secara tepat makna kata makan dengan kenyataan secara dialaminya
 b. Tahap Meniru (Play Stage) Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai.
 c. Tahap Siap Bertindak (Game Stage) Dalam tahap siap bertindak, peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan peran secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat, sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. kesadaran adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. 
 d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage) Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa, dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Individu dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya, dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadikan individu sebagai warga masyarakat dalam arti sepenuhnya. 

 5. Agen Sosialisasi

 Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada lima agen sosialisasi yang utama, yaitu: 
 a) Keluarga (kinship) Bagi keluarga inti (nuclear family), agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung dan saudara angkat yang belum menikah yang tinggal serumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabata yang diperluas (extended family), agen sosialisasinya lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi disamping anggota keluarga inti. 
b) Kelompok Bermain (peer group) Kelompok bermain atau kelompok sebaya yang dialami oleh seorang anak etika ia bisa bepergian diluar rumah. Pada awalnya teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula sangat berpengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu. 
 c) Sekolah Dalam lembaga pendidikan sekolah, seorang belajar membaca, menulis dan berhitung. Atauran lainyanya adalah mengatur kemandirian, prestasi, universalisme dan kekhasan.
 d) Media Massa Yang termasuk dalam kelompok media masa adalah media cetak (majalah, tabloid, koran), media elektronik (radio, TV, Video dan film), dan digital. Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang yang disampaikan. 
Contoh: 
 • Penayangan berita peperangan, film-film dan adegan kekerasan dan sadisme diykini telah banyak memicupeningkatan perilaku agresif pada anak-anak yang menonton.
 • Adegan yang berbau pornografi telah mengikis moralitas dan meningkatkan pelanggaran susila di dalam masyarakat. 
 • Iklan produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsiatau bahkan gaya hidup masyarakat.

                                                     REFERENSI 
MUIN IDIANTO, 2006, SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X, 2006, JAKARTA, PENERBIT ERLANGGA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATIFIKASI SOSIAL

Ranjangku Sebagai Saksi Pelempiasan Nafsu Mimpiku.

Sobekan Kertas di Angin Malam